Pertandingan Sarat Emosi di Anfield
Laga pekan ke-26 Liga Inggris 2025/26 mempertemukan dua tim dengan gaya menyerang paling menarik musim ini — Liverpool dan Tottenham Hotspur.
Pertandingan yang digelar di Anfield itu berakhir dengan skor 3–2 untuk kemenangan Tottenham, dalam duel yang sarat drama, gol-gol spektakuler, dan tensi tinggi hingga menit terakhir.
Bagi Liverpool, kekalahan ini menjadi pukulan telak di tengah ambisi mereka untuk menempel Manchester City dan Arsenal di puncak klasemen.
Sementara Tottenham, di bawah komando Ange Postecoglou, semakin mengukuhkan reputasinya sebagai tim paling berani dan produktif di liga.
Babak Pertama: Serangan Balik Mematikan Spurs
Liverpool memulai pertandingan dengan penuh kepercayaan diri. Mereka langsung menekan sejak menit awal dengan skema gegenpressing khas Jürgen Klopp.
Namun, justru Tottenham yang mencetak gol terlebih dahulu pada menit ke-14 melalui Son Heung-min, yang memanfaatkan umpan terobosan brilian dari James Maddison dan menaklukkan Alisson Becker dengan tembakan mendatar.
The Reds mencoba membalas lewat Darwin Núñez, namun peluang emasnya di menit ke-25 digagalkan oleh Guglielmo Vicario yang tampil gemilang di bawah mistar Spurs.
Tottenham kemudian menggandakan keunggulan pada menit ke-38 lewat serangan balik cepat yang diselesaikan dengan indah oleh Dejan Kulusevski setelah memanfaatkan kesalahan umpan Trent Alexander-Arnold.
Babak pertama ditutup dengan skor 2–0 untuk Spurs, sementara para suporter tuan rumah terlihat tegang dan kecewa.
Babak Kedua: Liverpool Bangkit, Tapi Gagal Menyelesaikan Misi
Memasuki babak kedua, Klopp melakukan perubahan besar dengan memasukkan Diogo Jota dan Luis Díaz untuk menambah daya serang.
Hasilnya langsung terlihat. Liverpool memperkecil ketertinggalan di menit ke-56 melalui tembakan keras Mohamed Salah yang tak mampu dibendung Vicario.
Tak butuh lama, pada menit ke-67, Luis Díaz menyamakan kedudukan setelah memanfaatkan bola muntah hasil sepakan Mac Allister yang membentur tiang.
Anfield pun bergemuruh — para fans yakin momentum kebangkitan Liverpool telah tiba.
Namun, drama belum berakhir. Saat pertandingan tampak akan berakhir imbang, Richarlison mencetak gol kemenangan Tottenham di menit ke-89 lewat sundulan tajam hasil umpan silang Pedro Porro.
Gol tersebut membungkam seluruh stadion dan memastikan kemenangan dramatis bagi tim tamu.
Statistik Pertandingan: Liverpool Unggul, Tapi Kurang Efisien
Liverpool mendominasi pertandingan dari segi statistik — 65% penguasaan bola, 21 tembakan, dan 9 peluang emas.
Namun, efisiensi menjadi masalah besar. Dari semua peluang tersebut, hanya dua yang berbuah gol.
Sebaliknya, Tottenham tampil sangat efektif: hanya membutuhkan 7 tembakan ke gawang untuk mencetak tiga gol.
Vicario dinobatkan sebagai Man of the Match setelah melakukan delapan penyelamatan penting, termasuk menggagalkan dua peluang satu lawan satu dari Salah dan Núñez.
Komentar Pelatih: Klopp Frustrasi, Postecoglou Bangga
Pelatih Jürgen Klopp tidak menutupi rasa frustrasinya seusai pertandingan.
“Kami bermain bagus selama 80 menit, tapi pertandingan berlangsung 90 menit lebih. Kami kehilangan fokus di detik terakhir, dan itu menghukum kami,” ujar Klopp kepada Sky Sports.
Ia menegaskan bahwa Liverpool harus belajar mengontrol emosi di laga besar agar tidak kehilangan konsentrasi di akhir pertandingan.
Sementara itu, Ange Postecoglou memuji semangat juang anak asuhnya.
“Kami datang ke Anfield dan bermain dengan keberanian. Kami tahu Liverpool kuat, tapi kami percaya pada gaya bermain kami. Kemenangan ini menunjukkan karakter tim,” katanya dengan bangga.
Reaksi Pemain dan Fans
Son Heung-min yang mencetak gol pembuka mengatakan bahwa kemenangan ini adalah buah dari kerja keras seluruh tim.
“Kami tidak menyerah bahkan ketika mereka menyamakan kedudukan. Kami percaya kami bisa menang hingga peluit akhir,” ujar sang kapten Spurs.
Di sisi lain, fans Liverpool menunjukkan rasa kecewa namun tetap memberikan dukungan kepada tim.
Chant “You’ll Never Walk Alone” menggema saat peluit panjang dibunyikan — tanda bahwa loyalitas fans tetap tak tergoyahkan meski hasil mengecewakan.
Dampak di Klasemen
Kemenangan ini membawa Tottenham naik ke peringkat empat besar dengan 49 poin, hanya terpaut tiga angka dari Liverpool di posisi ketiga.
Bagi The Reds, kekalahan ini menjadi peringatan serius bahwa kesalahan kecil bisa berdampak besar dalam perburuan gelar.
Dengan masih tersisa 12 pertandingan, persaingan di papan atas Premier League semakin sengit.
City, Arsenal, Liverpool, dan Spurs kini hanya dipisahkan oleh selisih enam poin — sebuah skenario ideal bagi pecinta sepak bola Inggris.
Kesimpulan
Pertandingan antara Liverpool dan Tottenham di Anfield menjadi salah satu duel terbaik musim ini.
Kedua tim menampilkan permainan menyerang yang penuh keberanian, namun efektivitas Spurs menjadi pembeda utama.
Gol telat Richarlison memastikan kemenangan penting bagi tim asuhan Postecoglou, sekaligus menegaskan bahwa Tottenham adalah ancaman nyata dalam perburuan gelar Liga Inggris 2025/26.
Sementara bagi Klopp dan Liverpool, ini menjadi pengingat pahit: dominasi tanpa disiplin di akhir laga tidak akan cukup untuk memenangkan trofi.